Selasa, 30 Juli 2024

Dia adalah hakim yang Adil: Mazmur 92

Adalah baik untuk menyanyikan syukur kepada TUHAN, dan untuk menyanyikan mazmur bagi Yang Maha Tinggi, karena Dia adalah hakim yang adil. 

Dalam kehidupan ini tidak ada satu pun yang terjadi secara kebetulan, melainkan semunya atas kehendak dan seizin Bapa di sorga. Bagi kehidupan orang percaya, segala perbuatan manusia pada akhirnya akan di pertanggungjawabkan kepada-Nya.

Mazmur: 92:6-8 menuliskan demikian: "Betapa besarnya pekerjaan-pekerjaan-Mu, ya TUHAN, dan sangat dalamnya rancangan-rancangan-Mu. Orang bodoh tidak akan mengetahui, dan orang bebal tidak akan mengerti hal itu (6-7)." 

"Apabila orang fasik bertunas seperti tumbuh-tumbuhan, dan orang-orang yang melakukan kejahatan berkembang, ialah supaya mereka dipunahkan untuk selama-lamanya (8)."

Dia adalah hakim yang Adil

Allah dikenal sebagai Yang Maha Mulia, Yang Maha Kuasa, Maha adil dan Yang Maha Tinggi di atas segala sesuatu yang ada. Konsep ini banyak ditemukan dalam Perjanjian Lama dan secara khusus sebagai penyataan-Nya kepada Israel.

Allah Yang Maha Tinggi

Di dalam Alkitab, terdapat beberapa penggunaan istilah "Allah Yang Maha Tinggi" yang menunjukkan kuasa, otoritas dan keagungan Allah.

Istilah "Maha Tinggi" sering kali digunakan untuk menggambarkan posisi Allah di atas segala ilah atau kuasa lainnya. Misalnya, dalam Mazmur 47:2, "Sebab TUHAN Yang Maha Tinggi adalah Maha Hebat, Raja yang besar di seluruh bumi."

Dalam tradisi Yahudi, konsep Allah sebagai "El Elyon" atau "Elyon" (Allah Yang Maha Tinggi) menunjukkan kedaulatan dan otoritas-Nya yang tidak pernah terbatas. 

Hal ini menunjukkan bahwa hanya Allah yang berhak atas pemujaan dan ketaatan tertinggi dari umat-Nya. Selanjutnya ada juga pengakuan dari Musuh-musuh Israel: 

Dalam sejarah Israel, kadang-kadang musuh-musuh mereka mengakui kekuasaan Allah sebagai Allah Yang Maha Tinggi. 
Contohnya adalah raja Babel, Nebukadnezar, yang mengakui keagungan Allah Israel. Kisah ini tertulis dalam Daniel 4:34-35 setelah mengalami hukuman dan pengajaran dari Allah.

Konsep Allah Yang Maha Tinggi juga relevan dalam konteks Kristologi Kristen. Misalnya, dalam Injil, Yesus sering kali diakui sebagai Anak Allah yang berasal dari Allah Yang Maha Tinggi (contoh: Markus 5:7). 

Ini menunjukkan posisi Yesus sebagai manifestasi otoritas dan kekuasaan Allah dalam wujud manusia. Allah Yang Maha Tinggi dalam Alkitab adalah untuk menegaskan keagungan, kekuasaan, keadilan dan kedaulatan Allah atas segala sesuatu. 

Ini mencerminkan keyakinan akan eksklusivitas dan supremasi-Nya yang dikenal dalam tradisi Yahudi dan Kristen.

Hakim yang Adil

Allah dalam Alkitab sering disebut sebagai Hakim yang adil dan sempurna. Hal ini menunjukkan bahwa bahwa dalam segala keputusan-Nya, tidak ada ketidakadilan atau kekeliruan. 

Misalnya dalam Kejadian 18:25, Abraham bahkan bertanya, "Apakah yang Maha Tinggi tidak akan berbuat adil?"

Penilaian Allah tentu berbeda dengan penilaian manusia, karena manusia bisa saja salah dalam menilai tetapi Allah tidak akan pernah salah. 

Manusia mungkin hanya menilai apa yang kelihatan dari luar, tetapi Allah menilai sampai kepada ke dalam hati seseorang. Mazmur 7:12 menyatakan, "Allah adalah Hakim yang adil, dan Allah yang murka setiap saat."

Keadilan sebagai Ciri Karakter Allah, karena keadilan adalah salah satu atribut yang mencirikan karakter Allah. Dalam Kitab Ulangan 32:4 dikatakan, "Gunung Batu, yang pekerjaan-Nya sempurna, karena segala jalan-Nya adalah adil. Allah yang setia, dengan tiada kecurangan, adil dan benar Dia."

Allah sebagai Hakim yang Adil juga mencakup tentang pengadilan akhir, di mana setiap orang akan bertanggung jawab atas perbuatan mereka di hadapan-Nya. Ini tercermin dalam Kitab Pengkhotbah 12:14, "Karena Allah akan membawa setiap perbuatan kepengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat."

Keadilan Allah juga mencakup kepada orang-orang yang dianiaya dan tertindas. Mazmur 140:13 mengatakan, "Aku tahu, bahwa TUHAN akan memberi keadilan kepada orang tertindas dan membela perkara orang miskin."

Keadilan Allah dalam Alkitab juga mencakup tentang penebusan dan pengampunan. Berbicara tentang penebusan dan pengampunan, maka kasih karunia melalui iman juga menunjukkan keadilan Allah.

Dalam Yesaya 1:18, Allah menawarkan, "Marilah kita berperkara, firman TUHAN: Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju."

Baca juga berbagai renungan harian di sini, renunganharian.web.id dan teologiinjili.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

Dia adalah hakim yang Adil: Mazmur 92

Adalah baik untuk menyanyikan syukur kepada TUHAN, dan untuk menyanyikan mazmur bagi Yang Maha Tinggi, karena Dia adalah hakim yang adil.  D...